Digital Business Model: Definisi, Manfaat, hingga Implementasinya

Di era digital yang terus berkembang pesat, pelaku bisnis perlu mengadaptasi model bisnis mereka agar tetap relevan dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan strategi digital business model.
Strategi ini cukup efektif dalam merancang dan menggali peluang bisnis di era digital. Digital business model adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk merancang, mengidentifikasi, dan menggali potensi bisnis dalam lingkungan digital.
Memiliki peran penting, membuat strategi ini menjadi tools yang bisa Anda manfaatkan untuk menghadirkan peluang dan tantangan baru bagi perusahaan di era digitalisasi yang ingin berkembang.
Di dalam artikel ini, MarkPlus Institute ingin menjelaskan lebih rinci terkait apa itu digital business model, manfaat, hingga implementasinya dalam bisnis di era digital. Yuk, simak sekarang!
Apa Itu Digital Business Model?
Sederhananya, digital business model adalah alat atau tool yang mendefinisikan bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan pendapatan atau revenue. Model ini juga dikembangkan dengan implementasi teknologi di dalamnya.
Dalam arti yang lebih rinci, digital business model adalah strategi atau rencana yang menggambarkan bagaimana suatu perusahaan beroperasi, berinteraksi dengan pelanggan, dan menghasilkan keuntungan atau profit.
Model bisnis ini menjelaskan elemen-elemen inti, seperti customer segment, value proposition, saluran distribusi, sumber daya yang dibutuhkan, serta struktur biaya dan pendapatan yang diinginkan oleh perusahaan.
Apa Manfaat Digital Business Model?
Sejatinya, digital business model memiliki peran penting dan krusial bagi perusahaan yang ingin berkembang di dalam perubahan digital ini. Perkembangan model bisnis yang semakin kompleks, membuat perusahaan membutuhkan digital business model yang terarah.
Tentu saja, perusahaan juga harus mengadopsi model bisnis baru agar tetap relevan dengan pelanggan dan berdaya saing di lingkungan bisnis yang semakin terdigitalisasi. Digitalisasi memungkinkan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih efektif, efisien, dan inovatif melalui pemanfaatan teknologi digital.
Untuk mencapai keberhasilan, perusahaan harus proaktif dalam menghadapi perubahan dan memanfaatkan digital business model sebagai kunci kemenangan. Tanpa mengintegrasikan teknologi digital ke dalam model bisnisnya, risiko perusahaan untuk tertinggal akan semakin besar.
Maka dari itu, mengembangkan digital business model menjadi prioritas dan bagian krusial yang tidak dapat diabaikan bagi perusahaan yang ingin terus berkembang dan berhasil dalam era digital yang kompleks dan pesat ini.
Implementasi Digital Business Model
Berikut adalah framework dari digital business model yang bisa Anda gunakan untuk mendefinisikan bisnis dengan penerapan teknologi.
1. Customer Segments
Pertama, customer segment adalah kelompok orang atau organisasi yang ingin dilayani oleh perusahaan. Dalam aspek ini, Anda harus bisa menjawab beberapa pertanyaan, seperti siapa target pasar Anda? Apa saja segmen pelanggan yang Anda miliki saat ini? Apa karakteristik dan kebiasaan dari setiap segmen pelanggan tersebut?
Penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan memahami segmen pelanggan agar dapat memberikan produk atau layanan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing segmen.
Dengan memahami karakteristik dan kebiasaan dari segmen pelanggan, perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang efektif dan membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.
Contoh dari aspek customer segment di dunia digital, seperti experience orientation, merging of online/offline, on-demand orientation, dan transparency.
2. Value Propositions
รยขรขโยฌยนรยขรขโยฌยนValue proposition adalah janji tentang nilai yang akan diberikan kepada pelanggan oleh perusahaan Anda. Proposisi nilai ini menjelaskan mengapa pelanggan harus memilih tawaran atau produk Anda daripada pesaing lainnya.
Hal ini juga menjelaskan nilai terbaik apa yang ditawarkan kepada pelanggan dan bagaimana tawaran tersebut akan memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dalam aspek ini, Anda harus jelas menyampaikan nilai tambah yang akan didapatkan oleh pelanggan. Misalnya, apakah produk atau layanan Anda lebih murah, lebih berkualitas, lebih mudah digunakan, atau memberikan manfaat nyata bagi pelanggan dibandingkan produk pesaing.
3. Channel Building
Selanjutnya, channels building adalah cara perusahaan berkomunikasi mengenai penawaran nilai mereka kepada segmen pelanggan. Ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab, seperti bagaimana Anda menghubungkan pelanggan dengan penawaran nilai Anda? Bagaimana Anda mendekati pelanggan? Bagaimana Anda mengatur saluran distribusi?
Inti dari aspek ini adalah menciptakan jalur komunikasi yang efektif antara perusahaan dan pelanggan untuk mengenalkan dan menyampaikan nilai yang ditawarkan. Adapun contoh channel building di dalam dunia digital, seperti chatbots, gesture & voice recognition, augmented reality, dan omnichannel.
4. Customer Relationships
Customer relationships merupakan aspek penting dalam strategi bisnis, yang mencakup cara perusahaan berinteraksi dan terhubung dengan pelanggan. Beberapa contoh customer relationship di dunia digital, seperti social collaboration, trust, digital platforms, dan knowledge sharing.
Saat ini, teknologi telah mengubah cara perusahaan membangun dan menjaga hubungan dengan pelanggan. Dengan adanya media sosial, e-mail, dan platform digital lainnya, interaksi antara perusahaan dan pelanggan dapat menjadi lebih mudah dan cepat.
Selain itu, personalisasi juga menjadi kunci dalam membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan, karena dapat memberikan pengalaman yang lebih relevan dan menyenangkan bagi pelanggan.
5. Revenue Streams
Revenue streams atau sumber pendapatan merupakan aliran masuk uang dari setiap segmen pelanggan. Beberapa pertanyaan di antaranya, produk atau layanan apa yang pelanggan bayar? Bagaimana Anda menghasilkan pendapatan dalam model bisnis saat ini? Bagaimana pendapatan saat ini mempengaruhi total pendapatan perusahaan?
Dalam digital business model, sumber pendapatan bisa lebih bervariasi karena banyak perusahaan menawarkan berbagai model pembayaran, seperti crowdsourcing, mobile payment, solutions as a service, dan price transparency.
6. Key Resources
Berikutnya adalah key resources atau sumber daya kunci, yang merupakan aset penting dalam proses bisnis. Di aspek ini, Anda perlu mempertanyakan beberapa hal, seperti sumber daya apa yang memainkan peran penting dalam penciptaan nilai? Sumber daya apa yang digunakan dalam setiap produk untuk menghasilkan pendapatan?
Dalam digital business model, sumber daya kunci sering terkait dengan teknologi dan data. Contohnya, IT infrastructure, Cloud, process tools, dan customer & market data untuk mengoptimalkan proses bisnis.
7. Key Activities
Selanjutnya ada key activities, aktivitas-aktivitas penting dalam proses bisnis yang menjamin kelangsungan bisnis.
Di sini, Anda bisa mempertanyakan beberapa hal, seperti apa key activities Anda untuk memberikan value proposition? Apa key activities Anda dalam distribusi, hubungan pelanggan, dan revenue streams?
Aspek ini mencakup berbagai kegiatan yang harus dilakukan perusahaan untuk menjalankan operasionalnya dengan sukses. Contoh bagian yang termasuk ke dalam key activities adalah digital analytics, space and work design, dan platform thinking.
8. Key Partnerships
Key partners menjelaskan tentang jaringan pasokan perusahaan untuk menjamin kelancaran aktivitas bisnis. Aspek ini merupakan pihak-pihak yang berkolaborasi dengan perusahaan untuk mencapai tujuan bersama dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung aktivitas bisnis.
Contoh dari key partner di dalam dunia digital ini adalah customer-relationships, open source, dynamic infrastructure, dan virtual personal assistant. Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan dalam elemen ini adalah seperti berikut:
- Partnership mana yang paling penting untuk kelangsungan bisnis?
- Siapa partner Anda yang memberikan value creation?
- Apa yang mendorong Anda untuk membentuk partnership?
9. Cost Structure
Terakhir adalah cost structure, di mana total biaya yang harus dibayarkan untuk menjalankan aktivitas bisnis. Biaya-biaya tersebut bisa meliputi bahan baku, gaji karyawan, biaya produksi, biaya pemasaran, biaya distribusi, biaya teknologi, dan lain sebagainya.
Beberapa pertanyaan yang perlu Anda jawab adalah:
- Bagian mana dari biaya Anda yang paling besar?
- Apa biaya terbesar yang harus Anda keluarkan?
- Aktivitas bisnis mana yang memiliki biaya terbesar?
Dengan mengidentifikasi biaya-biaya utama dalam struktur biaya membantu perusahaan dalam mengelola keuangan dengan lebih efisien. Selain itu, memahami komponen biaya yang paling besar, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk mengoptimalkan pengeluaran, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan profitabilitas.
Kesimpulan
Kesimpulannya, digital business model menjadi bagian penting untuk keberhasilan suatu bisnis di era digital yang terus berkembang. Model bisnis tersebut membantu perusahaan untuk mengintegrasikan teknologi dan inovasi ke dalam berbagai aspek bisnis.
Dengan begitu, perusahaan bisa memahami pasar, pelanggan, serta proses bisnis secara lebih dalam melalui penerapan teknologi digital. Sehingga, dapat menjadi lebih efektif untuk menghadapi perubahan dan memenangkan persaingan di pasar digital.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang digital business model atau konsep bisnis lainnya, Anda bisa kunjungi Blog MarkPlus Institute. Di sana, Anda bisa mendapatkan wawasan, tips, dan informasi terbaru mengenai strategi bisnis di era digital. Jadi, tunggu apalagi? Saatnya raih keunggulan kompetitif dalam pasar yang semakin digital bersama MarkPlus Institute!