New Era Banking Sector Challenge in 2023

43% Karyawan tidak memiliki strategi kerja kedepan
Mengingat adanya perubahan yang cepat dan dinamis pada berbagai industri karena terjadinya pandemi COVID-19, membuat salah satunya sektor perbankan harus beradaptasi untuk mengubah sistem bekerja secara signifikan sehingga berdampak pada kondisi Perusahaan dalam mempertahankan dan menciptakan strategi bisnis serta pengembangan sumber daya manusia (Kristy Snyder, 2023).
Pada post pandemic saat ini, sudah waktunya sektor perbankan untuk menghadapi kenyataan baru yaitu โBekerja tidak akan pernah kembali seperti semulaย.
Facing Upskilling & Reskilling in Banking Sector
Untuk dapat beradaptasi dengan adanya perubahan yang terjadi, Perusahaan harus mampu menghadapi tantangan yaitu salah satunya adalah
87% dari karyawan mengalami โSkills Gapย (Skill gap adalah perbedaan keterampilan yang diharapkan Perusahaan untuk karyawan mereka dan keterampilan yang sebenarnya dimiliki karyawan)
Siobhan Savage melalui media Forbes menyatakan bahwa salah satu langkah kunci untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan berinvestasi dalam program pembelajaran dan pengembangan untuk upskilling (meningkatkan kompetensi) & reskilling (menambah kompetensi baru) karyawan. Perusahaan yang meningkatkan keterampilan karyawannya akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar.
Tidak hanya bermanfaat untuk menurunkan skill gap dan meningkatkan produktivitas, program upskilling & reskilling karyawan juga merupakan keputusan Perusahaan yang tepat karena dapat menghemat biaya Perusahaan jika dibandingkan dengan biaya PHK. Hal ini jauh lebih efisien untuk mencari dan mengembangkan keterampilan dari dalam organisasi daripada mencari sumber daya eksternal baru atau memutuskan hubungan kerja (Savage, 2023).
Selain dengan adanya skill gap dan seiring dengan perkembangan teknologi yang tentunya akan berpengaruh kepada pekerjaan di sektor perbankan, perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, dan digitalisasi, telah mengubah lanskap sektor perbankan. Sehingga program upskilling & reskilling karyawan di sektor perbankan juga perlu beradaptasi dan memaksimalkan penggunaan teknologi. Apabila tidak cepat beradaptasi, banyak pekerjaan di industri perbankan yang berpotensi akan digantikan oleh teknologi.
Menurut World Economic Forum melalui โ2023 Future of Jobsย memprediksikan pada 2027:
70juta pekerjaan baru diciptakan namun 83juta pekerjaan akan hilang
Terdapat beberapa pekerjaan di sektor perbankan yang berpotensi akan digantikan oleh teknologi, diantaranya:
- Teller: Dengan adanya ATM, mesin teller otomatis, dan layanan perbankan online, mulai banyak transaksi yang sebelumnya memerlukan aktivitas fisik di cabang, menjadi dapat dilakukan secara mandiri langsung oleh nasabah.
- Pengawasan risiko dan kepatuhan: Dengan adanya teknologi dapat membantu bank untuk mendeteksi transaksi mencurigakan atau yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Manager Investasi: Dengan adanya teknologi robo advisor dapat memberikan rekomendasi investasi sesuai dengan profil risiko nasabah.
- Pelayanan Nasabah: Dengan adanya perkembangan teknologi seperti chatbot, membantu nasabah untuk berhubungan langsung dengan bank dengan mudah dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.
- Analisis Kredit: Dengan adanya teknologi AI, proses evaluasi kredit dengan analisis data keuangan nasabah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
- dan beberapa pekerjaan lainnya yang dapat digantikan oleh teknologi.
Namun, meskipun teknologi dapat mengantikan beberapa pekerjaan, perlu diingat bahwa ada banyak aspek-aspek lainnya dalam perbankan yang tetap memerlukan adanya interaksi dengan manusia yang tidak dapat digantikan oleh teknologi seperti empati, kreativitas, komunikasi, keputusan atau penilaian pengambilan keputusan, perencanaan strategis, pelayanan pelanggan yang kompleks, hubungan pelanggan yang intimate.
Trend in Banking Sector
Seiring dengan perubahan yang terjadi saat ini, terdapat 4 tren utama yang terjadi pada sektor perbankan, yaitu:
- Navigating Human Resources Management Transformation
- Advancing Interpersonal Employee
- Evaluating Business Landscape
- Leading Banking Sector
1. Navigating Human Resources Management Transformation
Tren ini menunjukkan bahwa adaptasi, inovasi, dan perhatian pada karyawan adalah kunci keunggulan kompetitif. Perusahaan perlu membangun ketahanan karyawan dengan pengembangan yang dapat menghadapi perubahan bisnis yang cepat. Selain itu, perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) memengaruhi cara sektor perbankan beroperasi sehingga karyawan memerlukan pengembangan keterampilan teknologi. Oleh karena itu, Human Resources Management di sektor perbankan perlu bertransformasi dengan digitalisasi untuk mengembangan sumber daya manusia dan sistem yang berkaitan.
2. Advancing Interpersonal Employee
Dalam bisnis sektor perbankan yang dinamis, kemampuan berkomunikasi dengan efektif tetap menjadi kunci keberhasilan kelancaran bisnis. Ini termasuk keterampilan berinteraksi dengan berbagai nasabah dan pemangku kepentingan serta menguasai komunikasi baik konvensional maupun digital.
Kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan meyakinkan dalam presentasi akan menjadi sangat berharga, terutama dalam pertemuan bisnis dan saat berpresentasi kepada nasabah atau mitra. Keterampilan interpersonal menunjukkan bahwa berinteraksi dan membangun hubungan dapat mencapai tujuan bisnis (Castillo, 2023).
Dalam pandangan yang lebih luas, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik akan terus menjadi landasan kesuksesan sektor perbankan. Lebih lagi komunikasi dan media sosial akan terus menjadi alat penting dalam menjalankan operasi dan menjaga koneksi dengan nasabah dan pemangku kepentingan di sektor perbankan.
3. Evaluating Business Landscape
Dalam upaya mencapai kesuksesan di sektor perbankan, pemahaman bisnis yang mendalam menjadi kunci esensial. Profesional di sektor ini harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah.
4. Leading Banking Sector
Sektor perbankan mengalami perubahan besar sehingga memerlukan kepemimpinan yang adaptif dan berintegritas (McKinsey&Company, 2022). Sektor perbankan akan selalu berpaut dengan risiko ekonomi, keuangan, politik hukum, social, dan bahkan teknologi. Oleh karena itu, kepemimpinan di era saat ini perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang risiko ini dan mampu mengelolanya secara bijaksana.
Competency Model in Banking Sector
Di era post pandemic, program pengembangan dan pelatihan kompetensi untuk karyawan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pengadaptasian bisnis. Model kompetensi adalah alat untuk membantu Perusahaan untuk mengidentifikasi keterampilan yang diperlukan saat ini.
MarkPlus melakukan riset pada semester 1 tahun 2023 terkait pengembangan dan pelatihan kompetensi untuk karyawan di sektor perbankan, hasilnya terdapat 8 kompetensi yang menjadi prioritas untuk dilakukan pengembangan dan pelatihan, yaitu diantaranya:

Program pengembangan dan pelatihan kompetensi di era post pandemic ini menjadi perhatian penting diantaranya pengembangan tentang operations diantaranya meliputi financial, digitalization, product knowledge, treasury & trade finance, data analysis, credit analysis, investment compliance, dan risk management. Kompetensi tersebut menjadi penting karena sejalan dengan perkembangan tren dan transformasi digital yang terjadi di industri saat ini. Ditambah lagi dengan adanya pengembangan dibidang financial & digitalization, perlu didukung pula dengan peningkatan skill yaitu selling skill.
HR Approaches For Managing Shifting Skill Needs
Dengan adanya perubahan situasi di berbagai yang terjadi saat ini, Perusahaan penting untuk melakukan adaptasi dalam mengembangkan kompetensi sumber daya manusia. Terdapat 3 pendekatan dalam melakukan pengembangan (Harvard Business Review, 2021), yaitu:
- Reactive Approach: Perusahaan berusaha untuk mengembangkan skill karyawannya setelah kebutuhan akan skill tersebut muncul.
- Predictive Approach: Perusahaan memperkirakan kebutuhan skill di masa mendatang dan melatih skill tersebut kepada karyawannya.
- Dynamic Approach: Perusahaan melibatkan karyawan secara aktif dalam menanggapi kebutuhan bisnis sehingga karyawan dapat berkembang secara berkelanjutan.
Perbandingan hasil pada Perusahaan yang menerapkan 3 pendekatan dalam pengembangan sumber daya manusianya, berdasarkan survey yang dilakukan oleh Harvard Business Review, yaitu:

Maka dari itu, HR dapat menerapkan dynamic approach dalam pengembangan sumber daya manusianya. Berikut adalah step dalam melakukan dynamic approach:

Dalam praktiknya, Perusahaan dapat memilih untuk menerapkan pendekatan mana yang cocok sesuai dengan karakteristik Perusahaan. Untuk memudahkan terealisasinya di Perusahaan pada sektor perbankan, MarkPlus dapat membantu Perusahaan dalam mewujudkan pengembangan sumber daya manusia.
Letโขs Enhance Your Skill Competency Together!
Landskap bisnis menjadi semakin dinamis dan Perusahaan membutuhkan langkah yang tepat untuk merespon dinamika yang terjadi. Kami sangat terbuka untuk membantu Perusahaan untuk mengarungi dinamika yang terjadi di era post pandemic saat ini. Sebagai Perusahaan konsultan pemasaran, MarkPlus telah berpengalaman selama lebih dari 33 tahun dalam membantu Perusahaan maupun individu untuk berkembang dan menjadi kompetitif. MarkPlus Institute memiliki layanan yaitu kamus kompetensi, asesmen, training, workshop, e-learning, pendampingan di lapangan, coaching, monitoring, dan program awarding yang didesain khusus untuk melayani kebutuhan sektor perbankan dan jasa keuangan.
Berlangganan free newsletter & informasi lebih lanjut hubungi: Mia – 081112200999