Participative Leadership: Pengertian, Prinsip, dan Contoh Penerapannya

Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, peran kepemimpinan menjadi kunci utama dalam menentukan arah dan keberhasilan suatu organisasi.
Salah satu gaya kepemimpinan yang semakin diakui efektivitasnya adalah participative leadership atau kepemimpinan partisipatif.
Gaya kepemimpinan ini tidak hanya melibatkan anggota tim dalam pengambilan keputusan, tetapi juga menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa dihargai dan memiliki peran yang signifikan dalam mencapai tujuan bersama.
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas selengkapnya seputar definisi participative leadership, prinsip, keunggulan, kelemahan, serta contoh penerapannya, mari simak!
Apa Itu Participative Leadership?

Participative leadership adalah gaya kepemimpinan yang melibatkan karyawan atau anggota timnya dalam pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan ini mirip dengan kepemimpinan demokratis, namun perbedaan mendasarnya ada lingkupnya.
Kepemimpinan demokratis biasanya diterapkan untuk keputusan yang bersifat jangka panjang dan untuk keseluruhan perusahaan.
Sedangkan kepemimpinan partisipatif hanya sebatas untuk sebuah tim tertentu dan untuk keputusan jangka pendek.
Selain itu, keputusan akhir juga tetap menjadi tanggung jawab pemimpin sepenuhnya untuk menentukan langkah apa yang harus diambil.
Namun, pemimpin dari participative leadership akan menyadari jika anggota timnya pasti memiliki aspirasi dan ide dari kasus atau proses pengambilan keputusan.
Maka dari itu, fokus utama dari participative leadership adalah untuk membangun hubungan yang setara dan berkolaborasi bersama anggota timnya.
Kelebihan dan Kekurangan Participative Leadership

Sebagai salah satu gaya kepemimpinan, tentu participative leadership memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan di antara gaya kepemimpinan lainnya, yaitu:
Keunggulan Participative Leadership
- Meningkatnya keterlibatan karyawan: Kepemimpinan partisipatif memberikan karyawan rasa memiliki terhadap pekerjaan mereka, yang mana dapat meningkatkan kepuasan dan rasa keterlibatan.
- Peningkatan kualitas pengambilan keputusan: Kita tidak pernah tahu bahwa bisa jadi setiap anggota tim memiliki saran atau ide yang lebih cocok terhadap masalah yang dihadapi. Sehingga, hasil ide dan saran dari anggota dapat menghadirkan solusi atas pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang lebih baik.
- Peningkatan kreativitas dan inovasi: Kepemimpinan partisipatif mendorong karyawan untuk berbagi ide dan pandangan mereka. Hal tersebut dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi secara keseluruhan serta bermanfaat bagi kepercayaan diri mereka dalam jangka panjang.
- Pengurangan konflik dan turnover: Ketika karyawan merasa didengar dan dihargai, akan lebih sedikit kemungkinan terjadinya konflik satu sama lain atau meninggalkan organisasi.
- Hubungan tim yang lebih kuat: Kepemimpinan partisipatif dapat membantu membangun hubungan tim yang kuat dengan mendorong kolaborasi dan komunikasi. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mampu menunjang produktivitas karyawan lain.
Kelemahan Participative Leadership
- Memakan waktu: Kepemimpinan partisipatif dapat lebih memakan waktu dibandingkan dengan gaya kepemimpin lain seperti kepemimpinan otoriter, karena memerlukan masukan lebih banyak dari anggota tim.
- Dapat menyebabkan konflik: Jika anggota tim memiliki pendapat yang berbeda, terkadang sulit untuk mencapai konsensus dan timbul perdebatan.
- Mungkin tidak cocok untuk semua situasi: Kepemimpinan partisipatif mungkin tidak sesuai untuk semua situasi, misalnya ketika keputusan harus diambil dengan cepat dan timbul masalah secara mendadak.
- Membutuhkan keterampilan kepemimpinan yang kuat: Kepemimpinan partisipatif memerlukan keterampilan kepemimpinan yang kuat, seperti kemampuan untuk memfasilitasi diskusi kelompok dan mengelola konflik.
Jenis-Jenis Participative Leadership

Dilansir dari laman Indeed, ada beberapa jenis participative leadership yang perlu Anda ketahui, yaitu:
- Consensus Participative Leadership
Dalam jenis kepemimpinan partisipatif ini, pemimpin berusaha mencapai konsensus di antara anggota tim sebelum mengambil keputusan.
Diskusi dan pemikiran kelompok sangat ditekankan, dan keputusan diambil hanya jika seluruh tim setuju.
Pendekatan ini menempatkan tanggung jawab pengambilan keputusan pada kesepakatan bersama dan menciptakan kondisi di mana semua anggota tim merasa memiliki keputusan tersebut.
- Collective Participative Leadership
Dalam kepemimpinan partisipatif kolektif, fokus utama adalah pada keputusan yang dihasilkan bersama oleh seluruh tim.
Pemimpin bertindak sebagai fasilitator diskusi, dan anggota tim secara aktif terlibat dalam menyumbangkan ide, memberikan masukan, dan mencapai kesepakatan.
Keputusan diambil dengan melibatkan seluruh kelompok, dan tanggung jawabnya tersebar di antara anggota tim.
- Democratic Participative Leadership
Gaya kepemimpinan partisipatif demokratis mengandalkan prinsip-prinsip demokrasi di mana setiap anggota tim memiliki hak yang setara dalam proses pengambilan keputusan.
Pemimpin memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk menyuarakan pendapat dan memilih solusi yang diinginkan.
Walau bagaimanapun, pemimpin masih memainkan peran penting dalam mengarahkan diskusi dan memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai dengan visi dan tujuan organisasi.
- Autocratic Participative Leadership
Meskipun istilah “otokratis” mungkin tampak bertentangan dengan konsep kepemimpinan partisipatif, ada situasi di mana pemimpin mempertahankan kontrol penuh, tetapi masih memperhatikan masukan dari anggota tim.
Dalam konteks ini, pemimpin mungkin mengambil keputusan akhir, tetapi mereka melibatkan tim dalam proses pengambilan keputusan dengan mendengarkan ide, masukan, dan keprihatinan.
Pendekatan ini mencoba menyelaraskan keputusan otoriter dengan elemen partisipatif untuk menciptakan lingkungan yang seimbang.
Contoh Penerapan Participative Leadership

Beberapa contoh penerapan participative leadership di dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
Rapat Pengambilan Keputusan
Participative leadership sangat umum ditemui saat dalam situasi rapat bersama. Dimana anggota akan diberi kesempatan untuk berbicara, memberikan masukan, dan ikut serta dalam proses pengambilan keputusan.
Setelah itu, keputusan dapat diambil setelah melibatkan seluruh kontribusi aktif termasuk ide dan saran dari keseluruhan tim.
Merancang Inovasi Produk
Pemimpin mendorong tim untuk berpartisipasi dalam sesi ideation yang dirancang untuk menghasilkan ide-ide inovatif terkait produk atau proses perusahaan.
Ide-ide yang diberikan juga tidak hanya diakui, tetapi juga diintegrasikan ke dalam proses pengembangan produk atau perbaikan dalam tahap pengembangan.
Pengembangan Program Pelatihan Karyawan
Dalam konteks participative leadership, pemimpin melibatkan karyawan dalam proses perencanaan program pelatihan dan pengembangan.
Karyawan diberi kesempatan untuk menyampaikan kebutuhan mereka dan memberikan masukan tentang jenis pelatihan yang diinginkan.
Tentukan Gaya Kepemimpinan Anda Dengan Mengikuti Pelatihan Eksekutif dari MarkPlus Institute

Dalam mengembangkan kepemimpinan yang efektif, memahami dan mengimplementasikan suatu gaya kepemimpinan menjadi kunci penting.
Pelatihan Eksekutif dari MarkPlus Institute menawarkan wawasan mendalam dan keterampilan praktis untuk membantu Anda mengasah kemampuan kepemimpinan partisipatif dan berbagai gaya kepemimpinan lainnya.
Dengan mengikuti program Executive Education Program (EEP) ini, Anda dapat merancang dan mengimplementasikan strategi kepemimpinan yang melibatkan seluruh tim, meningkatkan keterlibatan karyawan, dan mencapai hasil yang luar biasa.
Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mengasah kemampuan kepemimpinan Anda dan membawa organisasi Anda menuju kesuksesan. Daftar sekarang di link Executive Education Program untuk memulai perjalanan Anda menuju kepemimpinan yang inspiratif dan berdampak positif.