Digital Maturity, Tingkatan Sukses Perusahaan di Dunia Digital

Digital Maturity
Digital Maturity

Transformasi digital telah menjadi kunci utama dalam mempertahankan daya saing bisnis di tengah era digital yang selalu berkembang pesat. Mulai dari komunikasi, pembelian, hingga pengelolaan data, semua aspek bisnis sudah terdigitalisasi dengan baik.

Salah satu strategi yang bisa Anda manfaatkan untuk mengoptimalkan potensi bisnis dengan memanfaatkan teknologi secara efektif adalah dengan mengadopsi konsep digital maturity. Agar lebih jelas dan paham, yuk simak artikel di bawah ini!

Apa Itu Digital Maturity?

Singkatnya, digital maturity adalah tingkat kematangan suatu perusahaan dalam mengimplementasikan dan memanfaatkan teknologi digital secara menyeluruh. Bukan hanya tentang memiliki infrastruktur teknologi, namun juga tentang bagaimana perusahaan tersebut mengintegrasikannya ke seluruh lini bisnis untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.

Dalam penggunaannya, transformasi digital memiliki beberapa manfaat. Di antaranya:

  • Meningkatkan pengalaman end-user untuk meningkatkan loyalitas, pendapatan, produktivitas, dan retensi.
  • Mengubah proses bisnis untuk mengurangi biaya, mengintegrasikan partner rantai pasokan, dan membedakan penawaran.
  • Menyederhanakan manajemen layanan untuk mengurangi kerumitan, menyelesaikan masalah, mendapatkan visibilitas, dan kontrol atas aset.
  • Mengoptimalkan infrastruktur dan operasi untuk meningkatkan agility, fleksibilitas, dan efektivitas biaya.
  • Memperoleh wawasan dari analitik untuk membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi, dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

4 Digital Maturity Framework

Digital maturity framework adalah metodologi evaluasi yang menggambarkan sejauh mana suatu bisnis telah mengadopsi dan menerapkan transformasi digital. Metodologi ini digunakan untuk memahami tingkat kematangan digital suatu perusahaan berdasarkan sikap dan tindakan mereka terhadap inovasi dan pemanfaatan teknologi digital.

Ada empat kategori dalam digital maturity framework, di antaranya:

Baca juga  5 Prompt AI Terbaik untuk SEO dan Produktivitas Konten!

1. DIGIRATI

Kategori digital maturity yang pertama adalah DIGIRATI. Perusahaan-perusahaan dalam kategori ini benar-benar memahami bagaimana menciptakan nilai melalui transformasi digital dengan melalui kombinasi antara visi transformatif dan investasi. 

Dalam kategori ini, sebuah perusahaan juga telah miliki visi digital yang kuat, tata kelola yang baik, memiliki banyak inisiatif digital yang menghasilkan business value, mempunyai budaya digital yang kuat, dan telah membangun infrastruktur omnichannel. 

Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan daya saing, efisiensi bisnis, dan keterlibatan pelanggan dalam era transformasi digital, serta mencapai tujuan strategisnya dengan efektif.

Salah satu contoh perusahaan yang berada di kategori ini adalah Nike. Perusahaan alat olahraga ini telah memiliki kehadiran yang kuat di media sosial, desain digital yang sangat berkembang, hingga membangun strategi omnichannel dengan mengintegrasikan toko fisik dan e-commerce resmi.

2. FASHIONISTA

Selanjutnya, ada kategori FASHIONISTA. Di mana, perusahaan-perusahaan dalam kategori ini telah menerapkan atau berpengalaman dengan berbagai aplikasi digital menarik. Mereka aktif mencari dan mengadopsi teknologi digital terbaru untuk meningkatkan operasional dan keunggulan kompetitif.

Di dalam kategori ini, biasanya perusahaan memiliki beberapa kemampuan digital yang maju, belum ada visi digital yang mendalam, koordinasi masih kurang baik, serta memiliki budaya digital hanya ada di dalam segmen tertentu dan belum menyeluruh.

Dengan kondisi seperti ini, perusahaan mungkin menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan teknologi digital secara menyeluruh. Maka dari itu, diperlukan upaya untuk mengatasi koordinasi yang kurang baik dan memperkuat budaya digital secara menyeluruh agar perusahaan dapat meraih manfaat maksimal dari transformasi digital.

Adapun contoh perusahaan yang berada di kategori ini adalah WeWork. Perusahaan ini  telah berhasil berkolaborasi dengan software developer untuk mengembangkan alat yang memungkinkan perusahaan mengelola working space-nya hingga meluncurkan virtual office. 

3. CONSERVATIVES

Kategori digital maturity selanjutnya adalah Perusahaan-perusahaan dalam kategori ini cenderung berhati-hati dalam berinovasi dan lebih fokus pada pengembangan visi yang kuat, tata kelola yang baik, dan budaya organisasi yang mendukung transformasi digital.

Baca juga  Adopsi AI dalam Perguruan Tinggi: Tantangan di Masa Depan

Di dalam kategori ini, visi digital menyeluruh ada tetapi mungkin belum berkembang sepenuhnya. Kemudian, beberapa fitur digital canggih ada, tetapi kemampuan tradisional juga masih ada. 

Dengan kondisi tersebut, perusahaan telah memiliki visi digital yang menyeluruh, tetapi masih memerlukan perkembangan lebih lanjut. Beberapa fitur digital canggih sudah diterapkan, tetapi masih terdapat kemampuan tradisional. Selain itu, perusahaan juga aktif dalam membangun keterampilan digital dan menciptakan budaya yang mendukung transformasi digital.

PLN merupakan salah satu perusahaan yang masih berada di kategori conservatives. Di mana, perusahaan ini menyediakan listrik prabayar terbesar yang melayani lebih dari 22,2 juta (Listrik Pintar), menginvestasikan penggunaan aplikasi seluler untuk memudahkan pelanggan mengontrol listrik mereka, hingga menggunakan Big Data untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.

4. BEGINNERS

Terakhir, kategori digital maturity adalah BEGINNERS. Di mana, perusahaan-perusahaan dalam kategori ini hanya memiliki sedikit pengalaman dengan kemampuan digital yang canggih dan mungkin telah advanced dalam menerapkan aplikasi tradisional.

Beberapa cirinya, seperti manajemen meragukan business value dari teknologi digital canggih, masih melakukan beberapa eksperimen terkait teknologi digital, dan budaya digital masih belum matang.

Dalam kondisi ini, manajemen masih memiliki keraguan terhadap nilai bisnis dari teknologi digital canggih. Meskipun demikian, perusahaan mungkin telah melakukan beberapa eksperimen terkait teknologi digital untuk menggali potensi nilainya. Namun, budaya digital dalam perusahaan masih belum sepenuhnya berkembang atau matang.

Perusahaan yang termasuk ke dalam kategori ini adalah Codelco. Perusahaan ini telah mengembangkan visi digital radikal (รƒยขรขโ€šยฌร…โ€œenvision the future of miningรƒยขรขโ€šยฌย), berinvestasi dalam perubahan budaya (tantangan inovasi), hingga mengembangkan new skills. 

Kesimpulan

Bisa ditarik kesimpulan, digital maturity framework membantu bisnis untuk memahami di mana mereka berada dalam perjalanan transformasi digital dan memberikan panduan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai tingkat kematangan yang lebih tinggi. 

Baca juga  7 Alasan Mengapa AI Tidak Akan Menggantikan Manusia

Meningkatkan digital maturity adalah langkah krusial bagi perusahaan untuk menghadapi tantangan dan peluang dalam dunia bisnis yang semakin terdigitalisasi. Dengan berada pada tingkat digital maturity yang lebih tinggi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, inovasi, dan pengalaman pelanggan, sehingga tetap relevan dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif. 

Bagi Anda yang ingin mendalami strategi transformasi digital di dunia bisnis, saatnya kunjungi Blog MarkPlus Institute untuk mendapatkan wawasan dan panduan lengkap dalam menghadapi era digital. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, perluas kapasitas bersama MarkPlus Institute!

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *