Mampu Mengelola Perusahaan, Future Artificial Intelligence Adalah Ancaman?

mitos atau fakta bahwa artificial intelligence adalah ancaman? cari tahu infonya di sini

Artificial intelligence adalah sebuah teknologi yang kini semakin berkembang pesat. Baru-baru ini, kemunculan Generative AI memungkinkan sistem AI untuk menciptakan konten baru dan berinovasi secara mandiri, membuat teknologi ini semakin fleksibel dalam penggunaannya. Bloomberg juga mengungkapkan bahwa terdapat 5 langkah untuk AI bisa mengelola sebuah perusahaan. Lantas, apakah Artificial Intelligence adalah sebuah ancaman bagi seluruh umat manusia atau bahkan mempermudah peran manusia?

Pernahkah kamu menonton beberapa film Hollywood yang menceritakan bagaimana robot mampu mengendalikan sejumlah sektor kehidupan manusia? Dengan Artificial Intelligence, fenomena tersebut tidak lagi menjadi fantasi belaka. Sehingga tidak menutup kemungkinan di masa depan, teknologi ini akan mampu mengelola lebih banyak lingkup bidang yang sebelumnya dilakukan oleh manusia.

Berangkat dari fenomena tersebut, para ilmuwan terus mengembangkan konsep Artificial General Intelligence (AGI) yang memungkinkan AI untuk memiliki pemahaman dan kemampuan berpikir layaknya manusia dalam berbagai situasi. Artificial intelligence adalah bagian integral dalam pengembangan ini, karena teknologi tersebut memainkan peran kunci dalam memungkinkan sistem AI menangani beragam tugas dan beradaptasi dengan berbagai skenario.

Oleh karena itu, sebelum mengetahui langkah inovasi untuk AI dapat mengelola perusahaan, penting untuk memahami dasar-dasar Artificial General Intelligence sebagai motor penggerak AI secara umum.

Apa itu Artificial General Intelligence (AGI)?

Artificial General Intelligence (AGI) adalah jenis kecerdasan buatan yang memiliki kemampuan untuk memahami, belajar, dan menerapkan pengetahuan secara umum seperti halnya manusia. Artificial intelligence adalah komponen utama dari AGI yang dirancang untuk menjalankan berbagai macam tugas tanpa memerlukan pengaturan ulang atau pemrograman khusus setiap kali beralih ke perintah baru.

Perkembangan AGI menjadi semakin nyata seiring dengan pesatnya kemajuan dalam penelitian AI, terutama dengan penerapan machine learning, Natural Language Processing (NLP), dan otomatisasi yang canggih. Sehingga dengan begitu, AGI maupun Artificial intelligence adalah harapan bagi inovasi masa depan, di mana teknologi ini akan terus berkembang untuk mengelola berbagai sektor kehidupan.

Baca juga  Digital Asset Management: Definisi, Manfaat & Jenis-jenisnya

5 tahap OpenAI untuk AI dapat mengelola perusahaan

artificial intelligence adalah ancaman karena bisa menjalankan perusahaan
Sebagai perusahaan riset teknologi terkemuka, OpenAI menetapkan 5 tahap inovasi untuk membangun AGI

Dalam upaya perwujudan teknologi sebagai pengelola perekonomian dunia, diperlukan beberapa tahap untuk merealisasikannya di masa depan. Bloomberg dalam situsnya melaporkan bahwa perusahaan riset teknologi terkemuka saat ini, OpenAI, telah menetapkan 5 tahap inovasi yang berbeda. Tahapan ini bisa menjadi fondasi bagi rencana masa depan OpenAI dalam mencapai tujuan utamanya, yaitu membangun AGI.ย 

Namun, Olivier Toubia, Profesor Bisnis di Columbia Business School, berpendapat bahwa lima langkah tersebut lebih terlihat sebagai rencana untuk menggantikan peran manusia dalam pekerjaan daripada sebagai jalur menuju kecerdasan umum buatan (AGI). Artificial intelligence adalah teknologi yang dapat membantu proses ini, tetapi Toubia mencatat bahwa semua tahapan yang dijelaskan lebih menitikberatkan pada penerapan bisnis daripada pengembangan ilmiah yang mendasar.

Tahap 1: Chatbot

Tahap pertama ini diaplikasikan dengan sangat baik oleh ChatGPT milik OpenAI yang mengejutkan dunia dengan kemampuannya berkomunikasi dalam bahasa alami saat dirilis pada akhir 2022. Chatbot, sebuah program berbasis Artificial Intelligence adalah salah satu teknologi yang dirancang untuk berinteraksi dengan pengguna melalui percakapan. Menurut Toubia, banyak perusahaan yang memanfaatkan chatbot untuk meningkatkan produktivitas internal mereka, sementara yang lain memanfaatkan teknologi ini untuk bot customer service untuk berhadapan langsung dengan pelanggan.

Sebenarnya, dibandingkan menjalankan tugas dengan baik, Chatbot lebih mengandalkan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan lancar. Imbas negatifnya, Chatbot seringkali menyajikan informasi maupun jawaban yang kurang tepat oleh karena kegunaan komersial mereka yang cukup terbatas. Bahkan, Sam Altman menyebut versi saat ini dari ChatGPT sebagai “sangat bodoh.” 

Tahap 2: Reasoners

Dikutip dari Bloomberg, Tahap Reasoners adalah sistem yang mampu memecahkan masalah dasar dengan kemampuan setara seseorang yang memiliki gelar doktor tetapi tidak sama sekali memiliki akses ke tools AI.

Baca juga  Pahami 5 Implementasi AI dalam Bisnis Ini Untuk Bisnis yang Lebih Optimal!

Reuters melaporkan bahwa OpenAI sedang mengembangkan model AI baru yang disebut “Strawberry” yang berfokus pada kemampuan seperti perencanaan ke depan dan menyelesaikan masalah yang kompleks dengan beberapa langkah. Para pemimpin di bidang Artificial Intelligence adalah mereka yang memiliki visi untuk teknologi di masa depan, seperti peneliti, insinyur, dan pengembang AI terkemuka. Mereka percaya bahwa dengan meningkatkan kemampuan penalaran, model-model ini akan lebih mampu menangani berbagai pekerjaan manusia, mulai dari penemuan ilmiah besar hingga perencanaan dan pengembangan aplikasi perangkat lunak baru.

Secara keseluruhan, langkah menuju pengembangan Reasoners menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan kecerdasan buatan agar lebih mirip dengan kemampuan berpikir manusia, memungkinkan AI untuk mengatasi tantangan yang lebih kompleks dan beragam.

Tahap 3: Agen

OpenAI berpendapat bahwa inovasi dalam kecerdasan buatan belum mencapai tahap ini. Meskipun ada banyak pembicaraan di luar sanaI tentang potensi nilai yang dicapai oleh pekerja digital yang dapat beroperasi secara mandiri, hanya sedikit perusahaan yang benar-benar menerima konsep AI Agents ini. Contohnya, Lattice, penyedia perangkat lunak SDM yang terkenal, baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menambahkan AI Agents ke dalam struktur organisasi perusahaan, tetapi akhirnya membatalkan rencana tersebut setelah mendapatkan reaksi negatif dari publik.

Olivier Toubia menilai AI Agents dapat menggantikan manusia selama beberapa hari saat mereka pergi berlibur. AI Agent akan bertindak sebagai perwakilan bagi karyawan yang sedang berlibur untuk menyelesaikan tugas-tugas sederhana dan memberitahu mereka tentang perkembangan yang terjadi selama mereka tidak ada. Namun, Toubia juga menambahkan, โ€œSaya memiliki pandangan sedikit skeptis tentang hal ini; orang akan senang dengan AI Agent karena memungkinkan mereka untuk pergi berlibur lebih sering. Namun, jika kamu mengetahui langkah-langkah selanjutnya, sebenarnya tujuan AI Agent ini bukan hanya untuk menggantikan manusia saat berlibur, melainkan untuk menggantikan manusia secara keseluruhan.โ€

Baca juga  10 Rekomendasi Aplikasi CRM Terbaik untuk Bisnis Anda

Tahap 4: Inovator

Menurut Bloomberg, tahap inovator merujuk pada “Artificial Intelligence adalah tentang tahap innovator yang dapat membantu proses penemuan”. Olivier Toubia menyatakan bahwa dalam beberapa hal, AI Innovators sudah ada saat ini. Teknologi ini dapat membantu orang dalam menghasilkan ide, menulis kode, dan menciptakan seni. Dengan sedikit panduan, kamu bisa menggunakan ChatGPT untuk mengembangkan ide untuk aplikasi baru atau produk digital, lalu membuat kode serta materi promosi. Karena alasan ini, seperti yang didefinisikan oleh OpenAI, Toubia memprediksi bahwa Inovator akan hadir dalam bentuk sistem AI yang dikembangkan khusus untuk membantu membuat prototipe, membentuk, hingga memproduksi produk fisik.

Tahap 5: Organisasi

Pada tahap akhir inovasi kecerdasan buatan yang diusulkan oleh OpenAI, sistem AI akan cukup pintar untuk melakukan pekerjaan seluruh organisasi. Toubia mengatakan bahwa ini seharusnya menjadi peringatan bagi para manajer, yang mungkin sebelumnya merasa aman dari penggantian oleh AI. Dia menambahkan bahwa bahkan pendiri perusahaan bisa dianggap tidak perlu jika sistem menemukan bahwa mereka menghalangi efisiensi yang sebenarnya.

Toubia khawatir bahwa dengan mengklasifikasikan organisasi sebagai langkah terakhir dalam “peta jalan menuju kecerdasan”, OpenAI mungkin sedang menunjukkan ambisinya untuk benar-benar tampak seperti upaya menguasai dunia. Toubia mengasumsikan sebagai “menggantikan organisasi secara keseluruhan dan membuat manusia menjadi tidak relevan dalam prosesnya”.

Artificial Intelligence adalah teknologi yang terus berkembang dan berpotensi besar mengelola berbagai aspek dalam sebuah perusahaan. Meskipun terdapat kekhawatiran bahwa AI mungkin menjadi ancaman bagi peran manusia, pada kenyataannya, AI dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi. Dengan memahami implementasi yang tepat, AI dapat memperkuat peran manusia dalam menciptakan bisnis yang lebih kompetitif dan responsif terhadap perubahan pasar.

Siap Hadapi Masa Depan dengan Artificial Intelligence?

Mau tahu bagaimana Artificial Intelligence dapat membantu bisnis Anda tetap unggul? Dengan mengikuti program Certified ChatGPT Prompt Specialist (CCPS) oleh Markplus Institute, kamu akan mempelajari cara terbaik memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas, inovasi, dan efisiensi di perusahaan. Jadilah ahli dalam menciptakan prompt yang efektif dan relevan, serta optimalkan penggunaan AI untuk berbagai bidang bisnis.

Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan sertifikasi yang diakui di industri AI! Daftar sekarang di sini dan kuasai masa depan bisnis Anda bersama AI!

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *