Entrepreneurial Marketing: Punokawan Mendunia

Entrepreneurial Marketing

Rabu, 5 April 2023, merupakan hari peluncuran buku Entrepreneurial Marketing: Punokawan Mendunia. Buku ini merupakan kelanjutan dari Marketing 4.0 dan Marketing 3.0. Jika Marketing 5.0 membahas gabungan antara manusia dan teknologi yang terinspirasi dari Jepang, maka Marketing 4.0 membahas ketakutan terhadap tahun 2017 dan Marketing 3.0 membahas cara marketing Nabi Muhammad SAW, yaitu human spiritรƒยขรขโ€šยฌยkonsep marketing yang jujur dan tidak overpromised.

Sesi bedah buku Entrepreneurial Marketing dibuka dengan sambutan dari Managing Director Periplus Book Club dan penjelasan singkat tentang buku ini yang berangkat dari perubahan tatanan dunia akibat pandemi Covid-19. Pada bagian awal, buku ini menjelaskan gagasan pokok tentang Omnihouse yang berasal dari gabungan dua kata, yaitu Omni (gabungan) dan House (tempat atau rumah atau bisnis). Omnihouse merupakan pengorganisasian elemen yang beragam, dan di dalamnya terdapat konsep CI-EL (Creativity, Innovation, Entrepreneurship, and Leadership) dan PI-PM (Productivity, Improvement, Professionalism, and Management). Konsep ini terinspirasi dari tokoh pewayangan nusantara, yaitu Punokawan yang setiap tokohnya memiliki ciri khas yang menginterpretasikan masing-masing komponen CIEL. Penggabungan konsep CI-EL dan perkembangan teknologi diharapkan membuat manusia lebih produktif dan bermanfaat untuk humanity ke depannya.

Sejarah Punokawan dapat dilihat di salah satu candi semar pegunungan Dieng, di sebuah prasasti yang menjelaskan bahwa Punokawan mengawal para kesatria. Adapun representasi CI-EL dalam Punokawan adalah:

  1. Bagong diinterpretasikan dengan Creativity karena dia berani menyuarakan suara rakyat
  2. Petruk diinterpretasikan dengan Innovation karena memiliki keberanian untuk berinovasi di berbagai situasi;
  3. Gareng diinterpretasikan dengan Entrepreneurship karena memiliki 3 cacat badan yaitu cacat pada kaki yang diartikan dengan waspada, cacat pada tangan (cekre) yang artinya jangan mengambil hak orang, dan cacat pada mata atau juling yang artinya sebagai pemimpin dia harus memiliki risk management
  4. Semar diinterpretasikan sebagai Leader karena memiliki kepribadian yang bijaksana untuk memberikan nasihat.

Selain itu, representasi PI-PM dalam Pandawa adalah:

  1. Nakula dan Sadewa diinterpretasikan sebagai Productivity karena dikenal memiliki wawasan pengetahuan yang tinggi
  2. Arjuna diinterpretasikan sebagai Improvement karena memiliki kepribadian yang konsisten dalam mengembangkan keterampilannya
  3. Bhima diinterpretasikan sebagai Professionalism karena memiliki tekad besar untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sekaligus memimpin kelompoknya saat bertarung
  4. Yudhistira diinterpretasikan sebagai Management karena memiliki sifat yang jujur, adil, dan toleransi tinggi

Setelah buku Entrepreneurial dijelaskan melalui sudut pandang kebudayaan oleh Bapak Hermawan Kartajaya, selanjutnya buku ini dijelaskan melalui The Essence of Entrepreneurial Marketing oleh Bapak Jacky Mussry. Ketidakpastian dunia saat ini, baik di dunia bisnis maupun kondisi bernegara, mengakibatkan dibutuhkannya kapabilitas baru dan cara baru dalam menghadapi permasalahan yang ada. Sejak perubahan dunia terjadi secara cepat dan dinamis, kegiatan marketing menjadi tidak terkoneksi dengan baik di antara satu sisi dan sisi lainnya sehingga kinerja marketing menjadi kurang efektif atau bisa disebut dengan marketing blind spot. Banyak pelaku pemasaran dan bisnis tidak paham terhadap fenomena makro ekonomi sehingga kurang bisa memahami apa yang terjadi untuk kemudian dijadikan strategi dalam marketing maupun strategi dalam kegiatan berbisnis.

Selanjutnya adalah kondisi pasar yang berubah dan bergerak cepat, sementara di sisi lain, ilmu marketing masih tertinggal jauh dan tidak bisa mengimbangi kondisi pasar sehingga kegiatan marketing akan kurang relevan dan hanya menjadi ilmu marginal. Kemudian ada status quo on productivity mengakibatkan produktivitas susah berubah-ubah, berlawanan dengan kreativitas yang bisa kemana-mana (inflexibility in productivity), padahal productivity is everything dalam kondisi ini. Terakhir adalah the future of competition: level playing field, seperti aplikasi digital dapat mengalahkan bank konvensional yang besar, dan KFC dapat dikalahkan dengan sate ayam di pinggir jalan. Oleh sebab itu, diferensiasi sangat penting di inovasi dan akarnya berada di kreativitas.

Apa Langkah Selanjutnya dari entrepreneurial marketing?

Pertama, perusahaan harus berani menyatukan kapabilitas dan mengkonversikan mindset yang berbeda. Tantangannya ada di rigiditas dan inertia, menghilangkan siloes, dan bisa relevan serta sustainability di masa depan. Dalam akhir dekade, kita harus mengirim orang ke bulan, cara ini cukup susah dan kemungkinan gagal sangat besar. Akan tetapi, kita harus memiliki agility, flexibility, dan harus lebih baik atau resiliency. Terakhir adalah kita memasuki era employee vs talent, yaitu talent selalu membuat value untuk perusahaan, begitu juga sebaliknya untuk perusahaan. Talent harus memiliki sifat yang sesuai dengan perusahaan.

Acara ini dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama dua peserta melalui pertanyaan what do you think about entrepreneurial marketing? Kedua peserta ini memiliki pandangan yang tidak jauh berbeda, yaitu entrepreneur dan marketing berbeda karena orang marketing adalah orang yang multitalenta, tetapi tidak semua orang multitalenta memiliki jiwa entrepreneur. Bapak Jacky Mussry setuju dengan kedua peserta karena pemilik bisnis jika tidak memiliki jiwa entrepreneur tidak akan maju-maju.

Jadi, dari acara peluncuran buku Entrepreneurial Marketing: Punokawan Mendunia, apa yang bisa dipetik?

Bapak Hermawan Kartajaya menjelaskan jika hal penting yang dibutuhkan untuk marketing adalah you just need to be different, not to be the best and to be better. Ditambah dengan kesadaran terhadap pentingnya kebudayaan karena budaya sangat diperlukan untuk marketing.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *