Marketing 3.0: Collaborative, Cultural, dan Spiritual

Pertumbuhan ekonomi, perubahan iklim, dan adanya pergeseran teknologi dari yang mekanikal menuju serba digital mengharuskan konsep pemasaran untuk dikaji ulang agar dapat menyeimbangkan keadaan ekonomi secara makro.
Transformasi Marketing 1.0 hingga 3.0
Apa yang membedakan Marketing 3.0 dengan era yang lalu? Konsep pemasaran terus bertransformasi mengikuti perkembangan lingkungan ekonomi dan perilaku konsumen yang berubah.
Konsep pemasaran yang dikenal pada era Marketing 1.0 dikenal berpusat pada produk (product-centric) atau dikenal juga denganรโย product driven. Sementara itu, Marketing 2.0 adalah era dimana perusahaan berfokus pada konsumen (consumer-centric).
Apa Itu Marketing 3.0?
Marketing 3.0 hadir sebagai respons terhadap dinamika lingkungan yang baru. Konsep pemasaran 3.0 mendorong perusahaan untuk melihat รยขรขโยฌร โthe bigger pictureรยขรขโยฌย.รโย Fokus perusahaan diperluas, tidak hanya memperhatikan produk dan konsumen, melainkan juga masalah kemanusiaan.
Marketing 3.0 berpusat pada manusia secara keseluruhan, dimana profitabilitas harus seimbang dengan tanggung jawab perusahaan. Sehingga, dapat dikatakan Marketing 3.0 ini berfokus pada manusia atauรโย human-centric.
Ulasan Buku
Pada era Marketing 3.0, konsumen semakin mencari dan menuntut solusi untuk kecemasan mereka mengenai dunia. Konsumen ingin menjadikan dunia tempat yang lebih baik dengan memenuhi kebutuhan terdalam mereka akan keadilan sosial, ekonomi, dan juga lingkungan yang dapat dilihat dalam visi, misi, dan nilai-nilai yang mereka percaya. Konsumen tidak hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional, melainkan juga pemenuhan jiwa melalui produk dan layanan yang mereka pilih.
Sama halnya dengan era Marketing 2.0, Marketing 3.0 juga bertujuan untuk memberi kepuasan terhadap konsumen. Namun, perusahaan yang mempraktikkan Marketing 3.0 memiliki visi, misi, dan nilai yang lebih besar untuk berkontribusi secara lebih luas (pada dunia). Tujuannya adalah untuk memberikan solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di masyarakat. Maka dari itu, Marketing 3.0 adalah era dimana pelanggan menuntut lebih banyak pemasaran kolaboratif, kultural, dan spiritual.
รโยญHuman centric marketing sebagai Marketing 3.0 harus melihat komponen-komponen dari manusia. Komponen yang fungsional atau rasional seperti physicality dan intellectuality yang bermula pada intellectual quotient (IQ). Dalam menilai produk dari permukaan disebut sebagai physicality misalnya desain yang baik ataupun kemasan yang menarik. Kita juga menilai seseorang dari tingkat kecerdasannya. Dalam produk, intelektualitas digambarkan sebagai seberapa inovatif produk tersebut.
Sementara itu, tiga komponen lainnya yakni personability, emotionality, dan sociability adalah elemen-elemen emosional. Personability adalah penilaian apakah orang diluar sana, diluar dirinya sendiri bisa melihat bahwa dia memiliki personality yang baik. Emotionability adalah penilaian mengenai seseorang apakah orang tersebut bisa menimbulkan emosi atau energi positif kepada orang disekitarnya. Sociability menilai apakah seseorang dapat bergaul dengan mudah atau luwes dengan orang disekelilingnya.
Ketiga elemen terakhir itu sangat bergantung pada orang lain, karena elemen-elemen ini sifatnya sosial. Elemen-elemen emosional dari seorang manusia yang dapat kita kaitkan dengan produk, karakter produk apa yang memiliki atribut-atribut emosional. Terakhir, adaรโย morality,รโย komponen yang sering terlupakan di era sebelumnya.รโย Moralityรโย dapat diartikan bahwa produk tidak hanya memiliki dampak sebagai produk saja, tetapi memiliki dampak ikutan yang sangat luas daripada produk itu sendiri. Seperti dampaknya secara sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup.
Building Blocks Marketing 3.0
Terdapat tiga building blocks dari Marketing 3.0, yakni social marketing, green marketing, dan social entrepreneurship. Social marketing berarti usaha pemasaran dapat mempengaruhi atau menimbulkan pelanggan untuk memiliki perilaku yang positif. Misalnya, hidup pelanggan menjadi lebih sehat, pelanggan lebih peduli terhadap pendidikan, atau pelanggan lebih peduli dengan kesehatannya. Sementara itu, green marketing mempunyai pengaruh positif terhadap lingkungan hidup seperti halnya lebih ramah lingkungan, tidak merusak lingkungan, atau bahkan menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Terakhir, social entrepreneurship memiliki dampak ekonomi yang dihasilkan dengan membantu orang-orang yang biasanya ada di รยขรขโยฌร โbottom of the pyramidรยขรขโยฌย untuk bisa mencari pendapatan yang lebih baik. Building block yang satu ini biasanya berkaitan dengan peningkatan taraf hidup dari masyarakat golongan bawah. Ketiga building blocks tersebut dapat kita lihat erat kaitannya dengan profit, planet, dan people. Tiga elemen tersebut menjadi elemen yang holistik. Sehingga bisnis tidak hanya mencetak profit, melainkan memikirkan dampaknya terhadap people dan planet. Itulah yang disebut dengan Marketing 3.0.