Marketing Mix 4P atau 7P? Pakai yang mana?

Apa yang dimaksud dengan marketing mix?
Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kumpulan elemen untuk menyusun strategi pemasaran untuk menyasar target pasar tertentu. Istilah ini mungkin sudah terdengar akrab bagi Anda para pembisnis. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Neil Borden, seorang professor pemasaran di Harvard pada tahun 1964. Konsep ini terlahir dengan inspirasi dari jurnal koleganya, yakni Profesor James Culliton.
Model ini dapat membantu perusahaan mengambil langkah strategis agar tercapai kombinasi yang maksimal. Saat pertama kali diperkenalkan, Borden menyusun marketing mix yang mencakup 12 elemen. Dari keduabelas elemen tersebut, Jerome McCarthy pada tahun 1968 menyederhanakan dan mempopulerkannya. Model yang dipopulerkan oleh McCarthy memuat empat elemen pemasaran yang dikenal dengan Marketing Mix 4P. Hingga saat ini, Marketing Mix 4P masih populer dan banyak digunakan. Namun seiring perkembangan konsep-konsep marketing, terdapat tiga elemen tambahan yang menjadikannya Marketing Mix 7P. Ketiga elemen tambahan tersebut dikemukakan oleh Booms dan Bitner di tahun 1981.
Tentu saja marketing mix ini mempunyai segudang manfaat. Yang pertama, perusahaan dapat menganalisis kondisi keuangannya sehingga alokasi biaya pemasaran dapat dimaksimalkan. Selanjutnya, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya nya dengan bijaksana untuk mencapai pekerjaan yang efektif. Ketiga, untuk memfasilitasi proses komunikasi antara bisnis dan pelanggannya agar tepat sasaran.
Marketing Mix 4P
Marketing mix dengan empat elemen dipopulerkan oleh Jerome McCarthy pada tahun 1968. Keempat elemen tersebut adalah product, price, promotion, dan place. Berikut penjelasannya.
Product
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan perusahaan agar dapat dimanfaatkan oleh konsumen dalam pemenuhan kebutuhan ataupun keinginannya. Ada tiga level kegunaan produk yakni core product, actual product, dan augmented product. Core product merupakan benefit utama yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggannya. Kemudian, actual product adalah barang yang didapatkan atau diterima oleh pelanggan itu sendiri. Biasanya meliputi kualitas, branding, ataupun tampilan produk tersebut. Yang terakhir adalah augmented product, atau benefit lebih yang bisa ditawarkan oleh bisnis, sesimpel layanan konsumen atau garansi.
Price
Price atau harga dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perusahaan, misalnya kenaikan biaya produksi atau permintaan pasar yang naik ataupun turun. Harga dapat ditentukan dengan empat strategi yakni cost-based pricing, value-based pricing, market-based pricing, dan competition-based pricing. Cost-based pricing dihitung dengan cara menjumlahkan total cost (harga bahan baku) dengan profit margin. Produk dengan value-based pricing memiliki benefit yang melekat dalam produk yang menyebabkan harga terbentuk dari keseluruhan manfaat. Market-based pricing memiliki ciri khas harga yang serupa di pasar dan dipengaruhi oleh harga supply dan demand, misalnya harga sembako. Terakhir, competition-based pricingmerupakan strategi menjual produk dengan harga yang serupa dari kompetitor.
Place
Place atau tempat berperan sebagai lokasi yang dapat diakses oleh pengguna barang dan jasa dengan memenuhi syarat convenient (kenyamanan), existence (keberadaan), variety (keragaman), dan save and on-time. Kenyamanan misalnya bisnis mampu memberikan kemudahan dalam mencari barang atau membandingkan produk, seperti halnya di online marketplace. Keberadaan berarti kemudahan untuk mengakses atau menemukan produk, missal teh botol yang dijual di rumah makan franchise maupun toko-toko. Keragaman adalah usaha sebuah bisnis untuk menyediakan ragam produk yang bisa menjadi pilihan konsumen. Kemudian, save and on-time contohnya produk tiba dan tersedia sesuai waktu yang dijanjikan.
Promotion
Yang terakhir, promotion sebagai kegiatan kampanye agar target konsumen dapat mengenali produk yang dapat disampaikan dengan berbagai cara baik melalui owned, paid, atau earned media. Kegiatan promosi dapat disampaikan dengan campuran berbagai media dan harus memiliki pesan yang disampaikan secara strategis. Sehingga dapat memancing potential customers untuk bertindak.
Marketing Mix 7P
Model bauran pemasaran terbaru ini diperkenalkan oleh Booms dan Bitner dengan penambahan tiga elemen baru, yakni people, process, dan physical evidence. Model terbaru ini kemudian dikenal dengan istilah Marketing Mix 7P. Yuk mari kita bahas tiga elemen tambahannya!
People
Selain memprioritaskan konsumen, aspek sumber daya manusia yang terlibat juga perlu diperhatikan. Tidak hanya mereka yang melakukan kegiatan pemasaran, tetapi seluruh sumber daya manusia yang terlibat dibalik bisnis. Karena, merekalah yang memegang peranan penting dalam menciptakan kemajuan ataupun kemunduran dari suatu bisnis.
Process
Elemen proses merupakan kombinasi dari seluruh aktivitas bisnis yang mencakup dari awal pembuatan produk hingga sampai ditangan pelanggan. Proses disini juga termasuk bagaimana cara perusahaan melayani dan memenuhi permintaan pelanggan, mulai dari tahap pemesanan hingga akhirnya pesanan diterima.
Physical Evidence
Elemen tambahan terakhir yakni physical evidence atau bukti fisik. Elemen ini mencakup segala sesuatu yang dapat dilihat pelanggan atau tangible saat mereka berinteraksi dengan bisnis. Contoh dari bukti fisik adalah packaging, tanda terima atau kwitansi, desain website, logo perusahaan, dan lainnya. Hal ini penting karena dengan kelengkapan komponen bukti fisik, akan lebih meyakinkan potential customers untuk menggunakan atau membeli produk Anda.
Apa perbedaan Marketing Mix 4P dan 7P?
Lalu apa perbedaan marketing mix 4P dan 7P? Perbedaan keduanya adalah marketing mix 7P dapat dibilang lebih komprehensif karena tambahan tiga elemennya dapat membantu bisnis untuk melakukan analisa yang lebih dalam mengenai kondisi pasar. Umumnya marketing mix 7P digunakan oleh bisnis yang bergerak di bidang jasa.